Showing posts with label bee. Show all posts
Showing posts with label bee. Show all posts

Monday, March 4, 2013

Burung Hantu dan Bebunyian Hutan (The Owl and the Sound of the Woods)


The Wild Orchard Collaboration with Nenkonyan: The Owl and the Sounds of the Woods
Dear hen.. your sound is CACKLING
Dear pig... your sound is SQUEALING
Dear horse... your sound is NEIGHING
Dear goat... your sound is BLEATING
Dear tiger... your sound is ROARING


Dear bird... your sound is TWITTING

Dear duck... your sound is QUACKING

fabel grafik elaborasi onomatopeia binatang,
hasil kolaborasi Gisela Swaragita dan Eka di Workshop Zine MES 56
:)

Monday, December 3, 2012

Grandpa Bee





Every bee in the Orchard are diligent workers, they gather the sweets from each and every flower in the wide land. However that morning, the rain pours heavily so that every under-the-sun activity cannot be done.


The Owl sleeps soundly in a niche of a banyan tree. The swine also sleeps tightly in her whole under the flowery bush, accompanied by a group of butterflies who take shelter under the leaves and flowers. The bees are also gathering inside their huge hive which is hung in a branch of a jackfruit tree. The bees, just like the other animals, have no Sundays or holidays. They take a rest from their work of gathering sweets only in rainy days like this.

In a rainy morning like this, young bees, kiddy bees, and baby bees gather in the wide and dim-lighted common room, drink various choices of flower honey. They are busy warming themselves so that they continuously forget that Grandpa Bee sits alone in the corner of the room.

Grandpa Bee is a very old bee whose life is long and full. His black face is carved with furrowed wrinkles, just like a date fruit. His wings are rumpled and dull, no longer clear like they used to be. Grandpa Bee never flies too far in the orchard to draw honey nowadays. It is more often that he sits inside a buttercup, chewing the flower’s stamens while watching his grandchildren work hard drawing the sweet, sticky liquids into the hive.

Usually young bees takes shifts in nursing him in the morning, helping him to wake up from his wax powder bed, taking him to the door and seating him down inside a buttercup to bask in the sunlight. When Grandpa Bee already seems convenient in his seat, when his hands are already located in the right angle to get the stamens easily, the young bee will quickly leave him to be with his fellow young bees, to fly from flowers to flowers, and to draw the sweet, sticky, fragrant liquid.

In this rainy day Grandpa Bee is seated on a pillow made of purple lavender petals. He lies his elderly head against the warm wax wall. Hiss hazy eyes watch the herd of his grandchildren. The young bee who helped him has gone to enter the herd. The young bees are so energetic… they drink more and more honey… they are restless waiting the day shines again… Grandpa Bee, when his real name was still in use, also had the similar young herd. At his young time, there was an old bee called Grandpa Bee also. That old bee passed away. Then the younger bees grew old. Then one by one his friends died and faded, until he became the oldest bee in the colony. Without knowing it, he inherit the nick name, Grandpa Bee.

Those young bees… they are so busy growing up that they forget he is getting older.

Grandpa Bee closes his eyes. His wings go loose. His antenna slip off.


Somewhere in the Orchard, The Owl sleeps soundly in a niche of a banyan tree. The swine also sleeps tightly in her whole under the flowery bush, accompanied by a group of butterflies who take shelter under the leaves and flowers. Somewhere in the Orchard, amongst the heavy raindrops, a little buttercup bud blooms, opening its petals widely into a blossom, drawn by its curiosity of the new world it just enters.


Sunday, November 25, 2012

Kakek Lebah



Semua lebah di kebun buah rajin bekerja, mengumpulkan memanisan dari berbagai bunga di lahan yang luas itu. Akan tetapi, pagi itu hujan turun begitu lebat sehingga semua kegiatan di hari cerah tak dapat dilakukan.
Si burung hantu tidur nyenyak di suatu rongga di batang pohon beringin. Si babi juga tidur di liangnya di bawah semak-semak berbunga, ditemani rombongan kupu-kupu yang berteduh di balik daun dan bunga. Lebah-lebah pun berkumpul di dalam sarang mereka yang besar, yang tergantung-gantung di dahan pohon nangka. Lebah, seperti semua binatang yang lain, tidak punya hari Minggu atau pun hari libur lainnya. Mereka beristirahat dari pekerjaan mengumpulkan memanisan hanya di hari hujan seperti ini.

Di pagi hari hujan seperti ini, lebah-lebah muda, anak-anak lebah, dan bayi-bayi lebah berkumpul bersama di ruang rekreasi yang luas dan temaram, minum berbagai pilihan madu bunga. Mereka begitu sibuk menghangatkan diri di sehingga mereka sering lupa ada Kakek Lebah yang duduk sendiri di pojok ruangan.
Kakek Lebah adalah lebah sangat tua yang hidupnya telah panjang dan penuh. Wajahnya yang hitam penuh kerut keriput seperti sebutir kurma. Sayapnya sudah hampir kusut dan sudah buram, tidak transparan lagi. Kakek Lebah sudah tidak pernah terbang jauh-jauh keliling kebun buah mengangkuti madu. Bahkan ia lebih sering duduk-duduk di dalam kelopak bunga mangkok, mengunyah-nguyah benang sari sambil mengawasi cucu-cucunya bekerja keras mengangkut cairan-cairan yang lengket dan manis ke dalam sarang.

Biasanya lebah-lebah muda bergiliran mengurusnya di pagi hari, membantunya bangun dari ranjang yang terbuat dari serbuk lilin, menuntunnya ke pintu dan mendudukkannya di kelopak bunga mangkuk untuk berjemur. Kemudian ketika Kakek Lebah sudah terlihat duduk nyaman dan tangannya sudah bisa menjangkau serbuk sari dengan mudah, lebah muda itu akan meninggalkannya untuk bergabung dengan rombongan lebah muda lain, terbang dari satu bunga ke bunga lain dan mengumpulkan cairan lengket yang manis dan harum itu.

Di hari hujan ini Kakek Lebah ini didudukkan di atas bantal yang terbuat dari kelopak-kelopak bunga lavender yang berwarna ungu. Ia menyandarkan kepalanya yang sudah tua di dinding lilin yang hangat. Matanya yang rabun memandang kerumunan cucu-cucunya. Lebah muda yang membantunya duduk tadi telah pergi bergabung dengan teman-temannya. Lebah-lebah muda itu begitu bersemangat… minum madu banyak-banyak… tidak sabar menunggu hari cerah…Kakek Lebah, ketika nama aslinya masih dipakai, juga pernah bergabung dalam kerumunan muda seperti itu. Kalau tidak salah dulu juga ada lebah tua yang dipanggil Kakek Lebah. Lebah tua itu meninggal. Lalu lebah-lebah yang lebih muda pun jadi tua. Satu persatu teman-temannya meninggal, sampai akhirnya ia menjadi lebah paling tua di koloni. Tanpa sadar ia mewarisi panggilan itu, Kakek Lebah.

Lebah-lebah muda itu… mereka begitu sibuk tumbuh besar, sampai lupa bahwa ia semakin hari makin tua pula.

Kakek Lebah menutup matanya. Sayapnya terkulai. Antenanya merosot.

Di suatu tempat di kebun buah, si burung hantu tidur nyenyak di suatu rongga di batang pohon beringin. Si babi juga tidur di liangnya di bawah semak-semak berbunga, ditemani rombongan kupu-kupu yang berteduh di balik daun dan bunga. Di suatu tempat di kebun buah, di antara hujan yang turun dengan derasnya, sekuncup bunga mangkok kecil mekar, membuka kelopaknya lebar-lebar karena rasa penasarannya mengenai dunia yang baru dimasukinya ini.

Monday, June 25, 2012

The Wild Orchard



There was an orchard that is full with trees of fruit and flowers. Everything there is beautiful, nothing is ugly. The trees embed their roots deeply into the fertile soul and they are full with fruit. Apple, pear, persimmon, cherry, mango, durian, rambutan… everything sweet from wooden trees will never extinct from the orchard. Besides, the vines of red grapes, green grapes, and passion fruit are always heavy with leaves and fruit.
In the orchard there are also flowering trees. Trees of magnolia, frangipani, Butterfly flower, Sakura blossom, and everything fuchsia, yellow, and blue that blooms in summer try their best to blow their petals open. Besides those, there are also many kinds of flowering bushes, shrubs, hibiscus, bougainvillea, tulip, jasmine, lavender, every kind of beautiful flower that can be imagined and they grow rapidly side by side in the beautiful garden.

There are some lucky creatures that can live in the pretty orchard. There is a small elephant, who befriends with a large ladybug (Although the elephant is small, he is much much larger than the large ladybug, mind that!) and also an owl who is always sleepy and fond of taking a nap in the branches of a cherry tree. Besides, there is also a female piggy that always plays with a herd of butterflies and bees groupies. This flock is very fond of playing run and chase in the orchard, because the orchard is not only dense with vines and plants but also carpeted with green thick prairie grass with many white flowers. What is unhappy with this situation is only a coquettish caterpillar, who likes to play with her make-up, who lives in the pandan shrubs. The piggy’s playing run and chase makes the caterpillar’s mildly furred arms shaking to and fro so that her face is a mess with lipstick. The caterpillar is most happy when it is raining, because she can see her reflections in the water drops that fall unstoppably around her pandan shrub.

Besides the animals, there is also a flock of tiny gnomes that live in the orchard. They live in a colony, under a giant yew tree in the middle of the orchard. Every gnome family has their own mushroom house which is always colored red and spread in the gaps between the long and twisting yew roots.
That is the lovely wild orchard.

Kebun Buah yang Liar

Adalah suatu kebun buah yang penuh dengan pohon-pohon berbuah dan berbunga. Semua yang ada di situ indah, tak ada yang buruk. Pohon-pohon, yang menancapkan akarnya dalam-dalam ke tanah yang subur, berbuah ranum. Apel, pir, kesemek, ceri, mangga, durian, rambutan... segala yang manis dari pohon berkayu tak pernah habis dari taman buah tersebut. Selain itu sulur-sulur anggur merah, anggur hijau, dan markisa selalu rimbun dan sarat buah.

Di kebun buah itu juga ada banyak pohon berbunga. Pohon-pohon cempaka, frangipani, bunga kupu-kupu, sakura dan semuanya yang berwarna fuscia, kuning, dan biru dan berkembang di musim panas berlomba-lomba mengembangkan kelopaknya lebar-lebar. Selain itu juga ada banyak semak berbunga, perdu-perdu, bunga sepatu, bougenvilla, tulip, melati, lavender, pokoknya semua macam bunga yang cantik yang bisa dipikirkan manusia penuh menyesaki kebun yang cantik itu.

Ada bermacam-macam makhluk yang beruntung boleh tinggal di dalam kebun buah yang cantik itu. Ada gajah yang mungil, yang berteman dengan seekor kepik besar (walau gajahnya mungil, dia lebih besar daripada kepik yang besar itu lho!) juga seekor burung hantu yang selalu mengantuk dan senang tidur siang di cabang-cabang pohon ceri. Selain itu ada seekor babi betina yang selalu bermain dengan kumpulan kupu-kupu dan lebah. Rombongan ini senang sekali berlari-lari di kebun buah, yang selain rimbun oleh berbagai macam tumbuhan tapi juga dikarpeti rumput hijau tebal yang banyak bunga putih kecilnya. Yang sering kesal hanya seekor ulat bulu pesolek yang tinggal di rumpun semak pandan. Gara-gara si babi lari-lari, tangan si ulat yang berbulu halus, yang sedang memegang lipstik, bergoyang-goyang sehingga mukanya jadi cemong-cemong. Si ulat paling senang hanya ketika hujan tiba, karena dia bisa berkaca di tetesan air yang turun tak habis-habis di sekitar rumpun pandannya.


Selain hewan-hewan, ada juga serombongan kurcaci kecil yang tinggal di kebun itu. Mereka berkoloni di bawah pohon cemara besar di tengah kebun, setiapkeluarga kurcaci menempati rumah jamur mereka sendiri yang berwarna merah dan tersebar di sela-sela akar pohon cemara yang menjulur jauh.
Itulah kebun buah yang cantik dan liar.



(to go to the English version of "Kebun Buah yang Liar" click here  )